|
A. Etika Bisnis
Etika (ethics) merupakan
suatu konsepsi mengenai tindakan yang benar dan salah (Post, Lawrence, dan Weber,
2002: 102). Etika memberikan panduan apakah suatu perilaku tertentu dapat
digolongkan sebagai perilaku yang bermoral atau tidak bermoral.
Secara
sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah suatu cara dalam melakukan
kegiatan usaha dengan memperhatikan seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Semuanya ini merupakan
suatu kesatuan yang mencakup bagaimana kita menjalankan usaha secara adil
(fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) serta tidak tergantung
pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis dapat
diartikan lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
bisa merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal
ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan transaksi
dan kegiatan yang tidak diatur oleh ketentuan hukum. Karena dalam kegiatan
bisnis seringkali kita temukan transaksi dan kegiatan yang tidak diatur oleh
ketentuan hukum. Jadi, Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial
suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri.
1.
Pentingnya etika dalam bisnis
Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat
ini? Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing
yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang
tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.Biasanya dimulai dari perencanaan
strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekwen.
Haruslah diyakini bahwa
pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan perusahaan
baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :
a.
Akan
dapat mengurangi biaya,
b.
Akan
dapat meningkatkan motivasi pekerja,
c.
Akan
melindungi prinsip kebebasan ber-niaga, dan
d.
Akan meningkatkan keunggulan bersaing.
Tindakan yang tidak
etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan
masyarakat dan akan sangat kontra produktif,misalnya melalui gerakan
pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat
menurunkan nilai perusahaan.
2.
Membangun Etika Bisnis dan Bisnis yang Beretika
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan
dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji
(good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam
bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok
bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Dalam menciptakan etika bisnis, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
a.
Pengendalian
Diri,
b.
Pengembangan tanggung jawab sosial (social
responsibility),
c.
Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi,
d.
Menciptakan
persaingan yang sehat,
e.
Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan,
f.
Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi),
g.
Mampu menyatakan yang benar itu benar,
h.
Menumbuhkan sikap saling percaya antara
golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah,
i.
Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama,
j.
Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati, dan
k.
Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
B. Tanggung
Jawab Sosial
Menurut
Stephen R. Covey (1997:61), kata responsiblity
(tanggung jawab) terdiri dari dua
kata, yaitu response (tanggapan) dan ability (kemampuan). Jadi, pada dasarnya
tanggung jawab menunjukkan kemampuan yang harus dimiliki seseorang atu sebuah
organisasi perusahaan untuk memberikan tanggapannya kepada orang atau
perusahaan tersebut oleh pihak lain.
Tanggung
jawa sosial ( corporate social
responsibility) merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap berbagai
tindakan perusahaan yang memengaruhi manusia, komunitas, maupun lingkungan
secara umum. (post. et al., 2002: 58) .
Menurut Jones, etika berkaitan dengan nilai-nilai internal yang merupakan
bagian dari budaya perusahaan dan membentuk keputusan yang berhubungan dengan
tanggung jawab sosial. Dalam konteks aktivitas perusahaan, saat ini perusahaan
dihadapkan kepada tiga responsibility (Post, et al., 2002L: 69), yaitu economic responsibility, legas responsibility, dan
social responsibility.
Fremon
E. Kast menggambarkan dengan tiga lingkaran konsentrik tanggung jawab, yaitu:
a.
Lingkaran
dalam yang meliputi tanggung jawab dasar, yakni fungsi ekonomi berbasis
efisiensi,
b.
Lingkaran
tengah yang mencakup tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ekonomi dengan
kesadaran yang lebih dalam terhadap nilai-nilai dan prioritas sosial yang
dinamis, seperti upaya pelestarian lingkungan, memanusiakan tempat kerja, memperlakukan
pelanggan sebaik mungkin,
c.
Lingkaran
luar yang menggambarkan tanggung jawab baru, yakni kepedulian yang lebih dalam
terhadap peningkatan kualitas lingkungan sosial, seperti peduli terhadap
pengangguran, kemiskinan, dan penderitaan anggota masyarakat.
John
Elkington (1997) , merumuskan Triple Bottom Line atau tiga
faktor utama operasi perusahaan dalam kaitannya dengan lingkungan dan
manusia, yaitu faktor manusia dan masyarakat (people), faktor ekonomi dan
keuntungan (profit), serta faktor lingkungan (Planet). Ketika faktor ini juga
terkenal dengan sebutan triple-P (3P) yaitu people, profit and planet.
Ketiga faktor ini berkaitan satu sama lain. Masyarakat tergantung pada ekonomi;
ekonomi dan keuntungan perusahaan tergantung pada masyarakat dan lingkungan,
bahkan ekosistem global. Inilah yang sering disebut sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan.
1.
Pendekatan dalam Pembentukan Tanggung Jawab Sosial
Terdapat 3 pendekatan dalam pembentukan tanggung jawab sosial yaitu:
a.
pendekatan
moral yaitu tindakan yang didasarkan pada prinsip kesatuan.
b.
pendekatan
kepentingan bersama yaitu bahwa kebijakan moral harus didasarkan pada standar
kebersamaan, kewajaran dan kebebasan yang bertanggung jawab.
c.
kebijakan
bermanfaat adalah tanggup jawab sosial yang didasarkan pada nilai apa yang
dilakukan perusahaan menghasilkan manfaat besar bagi pihak berkepentingan
secara adil.
Sukses tidaknya program tanggung jawab perusahaan sangat
bergantung pada kesepakatan pihak-pihak berkepentingan. Pihak-pihak yang
berkepentingna yang terllibat dalam proses produksi tindakannya disatu sisi
dapat mendukung kinerja perusahaan tapi disisi lain dapat menjadi penggangu
karena setiap pihak mempunyai criteria tanggung jawab yang berbeda yang
disebabkan kepentingan yang berbeda pula.
2.
Pertimbangan Tanggung Jawab Sosial
Berikut beberapa pertimbangan tanggung jawab sosial:
a.
Pelanggan (Customers),
b.
Pekerja (Employees),
c.
Pemegang saham (Shareholders),
d.
Kreditur (Creditors), dan
e.
Masyarakat (Communities)
a.
Tanggung
Jawab terhadap Konsumen
Tanggung
Jawab kepada Pelanggan jauh lebih luas dari pada hanya menyediakan barang atau
jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual
produk. Perusahaan berusaha untuk memuaskan para konsumennya agar pembelian itu
dapat terus dilakukan secara berkesinambungan.
Dalam
konsumerisme, ada 4 hak-hak konsumen yang
perlu dilindungi, yaitu:
1)
Hak
untuk Keselamatan
Dimana perusahaan harus melindungi keselamatan konsumen dalam
menggunakan cproduk/ jasa agar terhindar dari kecelakaan maupun kerugian.
Seperti dalam pemakaian kosmetika dan makanan, dimana dalam label tersebut
sebaiknya diberikan petunjuk penggunaa,kapan waktu kadaluwarsa, serta
komposisidalam membuat produk tersebut.
2)
Hak
untuk memperoleh informasi
Dimana konsumen berhak untuk mengetahui informasi yang jelas
tentang produk/jasa yang akan dibelinya. misalnya seseorang ingin mengkredit
motor, sebelum menyetujuinya calon pembeli harus mengetahui jumlah keseluruhan
harga motor tersebut, berapa bulan akan diangsur,biaya administrasi, serta
biaya angsuran tiap bulan.
3)
Hak
untuk Memilih
Dimana konsumen berhak untuk memilih produk/jasa yang ingin
dibelinya. Misalnya seseorang ingin membeli handphone, maka debitur tersebut
berhak memilih tipe apa yang dia inginkan, variasi seperti apa, serta warna
yang debitur inginkan
4)
Hak
untuk didengar
Dimana produsen bertanggung jawab untuk mendengar pertanyaan
pelanggan, keluhan pelanggan, saran, serta informasi yang diberikan pelanggan.
Maka dari itu perusahaan seharusnya menyediakan layanan bebas pulsa. misalnya
pada PT.Unilever dan Telkomsel.
b.
Tanggung
Jawab terhadap Karyawan
Perusahaan
juga bertanggung terhadapa karyawan, adapun tanggung jawabnya, yaitu sebagai
berikut:
1)
Rasa
Aman para Karyawan
Meyakinkan tempat kerja adalah aman bagi karyawan dengan selalu
mengecek peralatan kerja supaya selalu dalam kondisi layak dan tidak berbahaya.
2)
Perlakuan
layak oleh karyawan lain
Perusahaan bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa para karyawan
diperlakukan layak oleh karyawan lain. Issue yang timbul biasanya masalah
diversitas (kelainan, perbedaan) karyawan dan pelecehan seksual.
3)
Kesempatan
yang sama (equal Opportunity)
Karyawan yang melamar untuk suatu posisi tidak seharusnya ditolak
karena diskriminasi masalah sara.
4)
Adanya
jaminan kerja
Karyawan menginginkan adanya jaminan yang diberikan perusahaan
terhadapnya, seperti cuti, asuransi kesehatan, serta bonus-bonus yang
diberikan.
c.
Tanggung Jawab Perusahaan
kepada Kreditur
Jika perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak dapat
memenuhi kewajibannnya, harus memberi tahu para kreditr. Biasanya kreditur
bersedia memperpanjang jatuh tempo pembayaran serta memberi advis dalam
mengatasi masalah keuangan.
d.
Tanggung Jawab Perusahaan kepada Lingkungan
Proses produksi yang digunakan perusahaan juga produksi yang
dihasilkan dapat mencemari atau merusak lingkungan misalnya polusi udara (CO2)
yang berbahaya bagi masyarakat dan polusi tanah akibat sampah/limbah beracun
yang mengakibatkan tanah tidak atraktif dan tidak berguna untuk keperluan lain
seperti pertanian.
Upaya
yang dilakukan untuk mengatasi polusi
1)
Perusahaan
membatasi jumlah CO2 yang disebabkan oleh proses produksi a.l dengan mendesain
peralatan produksi dan produknya.
2)
Merevisi
proses produksi dan pengemasan untuk mengurangi jumlah sampah/limbah
3)
Menyimpan
sampah meracun dan mengirimkannya ketempat pembuangan sampah khusus.
4)
Mendaur
ulang plastik dan membatasi pemakaian material yang akan menjadi sampah yang
solid.
5)
Perusahaan
harus memiliki program lingkungan yang dirancang untuk mengurangi kerusakan
lingkungan.
e.
Tanggung Jawab terhadap Pemegang Saham
Pemegang saham mempunyai peranan penting dalam peningkatan nilai
suatu perusahaan. Perusahaan tidak akan beroperasi tanpa adanya para pemegang
saham (shareholders) yang memberikan
dana bagi perusahaan tersebut. Maka dari itu, pimpinan perusahaan tersebut
harus memberikan suatu ide-ide yang cemerlang agar para pemegang saham semakin
meningkatkan dananya untuk perusahaan tersebut.
f.
Tanggung Jawab Terhadap Komunitasnya (masyarakat)
Perusahaan
bertanggung jawab terhadap masyarakat disekitar perusahaan. Dimana biasanya
perusahaan lebih mengutamakan untuk menerima karyawan yang bertempat tinggal di
daerah sekitar perusahan. Perusahaan juga bertanggung jawab untuk memperhatikan
lingkungan sekitar,seperti bila ada kegiatan, maka perusahaan tersebut mensponsorinya
serta ikut serta dalam memberikan Sumbangan kepada masyarakat tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA
Solihin,Ismail.2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar